Wednesday, 3 August 2016

Pemecahan Masalah Lapisan Fisik LAN




Pemecahan Masalah Lapisan Fisik LAN
Oleh Fahmi Ahmad Fauzi

Pentingnya Dokumentasi Pada Suatu Jaringan Komputer
  sering kali pekerja IT terutama yang berkecimpung pada Jaringan komputer melupakan dokumentasi, sewaktu pembuatan suatu jaringan komputer tidak ada dokumentasi tentang alokasi port, gambar jalur kabel, dan sebagainya. Mereka merasa jaringan terpasang, alat-alat sudah terhubung satu sama lainnya pekerjaan sudah selesai. Padahal dari pada saat itulah pekerjaan jangka panjang dimulai, mulai dari perawatan, perbaikan, hingga pengembangan lebih lanjutnya.bila suatu jaringan komputer dalam suatu lokasi tidak memiliki dokumentasi, akan terjadi kesulitan-kesulitan bila terdapat kerusakan, saat perawatan, atau pengembangan jaringan komputer. Administrator jaringan tidak mengetahui suatu alat terhubung dengan port yang mana di hub, ujung suatu kabel tidak tahu terdapat di mana, sehingga harus ditelusuri satu demi satu. bila administrator jaringan adalah pembuat jaringannya mungkin tidak terlalu kesulitan, tetapi administrator juga manusia tidak jauh dari lupa. bila administrator jaringan bukan pembuat jaringannya, akan sangat kesulitan mengetahuinya. Suatu jaringan ingin dikembangkan dengan menggunakan swicht yang dapat diatur seperti Cisco Swicht, untuk menentukan pengalokasian port sulit bila tidak terdapat dokumentasi dari jaringannya ada. (Dwiono, 2010)

Identifikasi Masalah Dengan Lapisan Fisik

       Lapisan fisik (Physical Layer) merupakan lapisan dasar dari semua jaringan dalam model referensi OSI dimana lapisan ini berfungsi untuk mentransmisikan sinyal data analog maupun digital. Selain itu, lapisan fisik dapat digunakan untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dalam jaringan sehingga sarana sistem pengiriman data ke perangkat lain yang terhubung dalam suatu jaringan komputer. Pada lapisan ini yang akan menjelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh media fisik serta mengatur bagaimana cara melakukan collision control. (Yuniarti, 2014)

 Standar Pengkabelan EIA 586

568B merupakan urutan urutan kabel twisted pair, dalam hal ini kabel UTP atau SFTP.
Urutan kabel 568B adalah
  1. putih-orange, 
  2. orange, 
  3. putih-hijau, 
  4. biru, 
  5. putih-biru,
  6.  hijau, 
  7. putih-coklat,
  8.  coklat
Sedangkan untuk urutan 568A adalah :
  1. Putih hijau
  2. hijau
  3. putih orange
  4. biru
  5. putih biru
  6. orange
  7. putih coklat
  8. coklat   (Ngulik, 2014)
Pengujian Kabel Pada Jaringan

      Ketika kita terhubung dengan jaringan pastinya kita akan berpikir bagaimana cara kita memastikan jaringan sudah terhubungan dengan jaringan yang lain. Ada 2 cara untuk mengujinya yaitu dengan cara hadware dans oftware.

Secara Hardware :
  • Perhatikan lampu indikator NIC nya. kalau warna hijau maka jaringan sudah oke.
  • Perhatikan lampu indikator di hub atau switch apabila menyala maka jaringan sudah jalan.
  • Teslah kabel jaringan dengan tester, apabila warna-warnanya aktif dan berturut-turut maka kabel jaringan oke...

Secara software :
  • Find computer pada neighbourhood indikasi bola telah terhubung adalah akan ditemukan komputer name yang sesuai dengan pencarian jika computare namenya benar.
  • Double klik pada ikon neighbour akan muncul komputer name,selain computer name milik kita sendiri
  • Windows explorer pada drive network neighbour hood akan muncul computer name selain milik kita sendiri.
  • Ping IP addres komputer lain, maka akan mendapat balasan pengiriman data dari komputer yang kita hubungi sedang aktif dan dalam sistem jaringan yang sama dengan kita contoh. (Kurniawan, 2010)

SUMBER PUSTAKA

Dwiono, N. (2010, November 21). The power of dream. Retrieved agustus 4, 2016, from The power of dream: http://naradwiono.blogspot.co.id/2010/11/pentingnya-dokumentasi-pada-suatu.html

Kurniawan, C. (2010, Mei 12). CARA PENGUJIAN JARINGAN. Retrieved Agustus 4, 2016, from Ini lah yang bisa ku bagi: http://inibloggaul.blogspot.co.id/2010/05/cara-pengujian-jaringan.html

Ngulik. (2014, Juni 01). Ngulik.org. Retrieved Agustus 4, 2016, from Pengertian Standarisasi EIA/TIA 568B dan 568A: http://www.ngulik.org/2014/06/pengertian-standarisasi-eiatia-568b-dan-568a.html

Yuniarti, Y. (2014, desember 02). jaringan komputer. Retrieved agustus 4, 2016, from TROUBLESHOOTING JARINGAN : http://yyuniarti4.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html




Name : Fahmi Ahmad Fauzi
Hobby : playing Game Online or Offline
School : SMK Islam 1 BLITAR
Selengkapnya Di sini

Tuesday, 2 August 2016

Pengertian Horizontal dan Jaringan Hirarkial


Pengertian Jaringan Horizontal Dan Jaringan Hirarkial


Jaringan Horizontal
Jaringan datar ( Horizontal ) Merupakan jaringan yang mana setiap perangkat device memiliki kedudukan yang sama, artinya berada pada level yang sama, sebagai contoh adalah jaringan peer to peer, jaringan LAN merupakan sebuah penerapan dari jaringan Datar ( horizontal ) yang mana setiap perangkat keras jaringan ( device ) memiliki hak yang sama didalam jaringan tersebut.  (Abah, 2016)
Jaringan Hirarkikal
jaringan hirarkikal adalah jaringan bertingkat yang merupakan jaringan terkoneksi dengan level-level lain yang memiliki fungsi dan layanan berbeda. contoh jaringan hirarkikal adalah internet, dimana antara user di level akses berinteraksi juga dengan level distribusi diatasnya (ISP) dan level core (inti) diatasnya juga. (syafaad, 2015)
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor (bawah) atau overhead (atas).

 Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu :
a.      Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile.
b.      Perlengkapan dasar switching.
c.       Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi.
d.      Koneksi keyboard/video/mouse (KVM).
e.      Komunikasi data.
f.        Wide Area Network (WAN).
g.      Local Area Network (LAN).
h.      Storage Area Network (SAN).
i.        Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya).


Komponen sistem pengkabelan horizontal




Keterangan
a.      Customer Premises Equipment
b.      HC Peralatan Kabel
c.       Patchcords / lintas menghubungkan jumper digunakan dalam HC, termasuk kabel peralatan / kabel, tidak boleh lebih dari 5m (16 ft).
d.      Catatan: ISO / IEC 11801:2002 menetapkan max. patchcord / lintas menghubungkan panjang 5m (16,4 kaki), yang tidak termasuk kabel peralatan / kabel.
e.      Kabel 90m horisontal (295 ft) maks. total
f.        TP atau CP (opsional)
g.      Telekomunikasi outlet / konektor (TO)
h.      Work Area (WA) Peralatan kabel
i.        Catatan: Penyisihan dibuat untuk kabel peralatan WA dari 5m (16 ft).

Kabel horizontal yang paling sering diimplementasikan dengan 100-ohm, empat pasangan, unshielded twisted-pair (UTP), kabel solid-konduktor, sebagaimana ditentukan dalam Standar ANSI/TIA/EIA-568 untuk pembangunan jaringan yang sudah umum. Standar ini juga menyediakan untuk pemasangan kabel horizontal untuk diimplementasikan dengan menggunakanSerat optik multimode 62.5/125-micron atau 50/125-micron. (Anori, 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Abah, T. p. (2016, july 15). Pengertian Jaringan Datar ( Horizontal ) dan Jaringan Hirarkikal . Retrieved agustus 2, 2016, from KOMPUTER DAN JARINGAN KOMPUTER: https://host-subnet.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-jaringan-datar-horizontal.html
Anori, S. R. (2014, mei 2). HORIZONTAL CABLING. Retrieved agustus 2, 2016, from Buzzer Beater: http://belajarjaringanringan.blogspot.co.id/2014/05/horizontal-cabling.html
syafaad. (2015, november 30). jaringan datar (horizontal) dan jaringan hirarkikal. Retrieved agustus 2, 2016, from brainly: http://brainly.co.id/tugas/4500476


Name : Fahmi Ahmad Fauzi
Hobby : playing Game Online or Offline, swimming

lebih jelas klik link ini... DOWNLOAD

Thursday, 28 July 2016

ANALISIS RANCANGAN KERJA PROYEK

Menyusun Rencana Kerja Proyek

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw81K0XrWQWmxlSzkLSVuCAXuY8GsTGrmuHUr5tjdWGc4Eki2jPLGEe9EpS5cRPwxnUkpgBsCXJTeBGbOxre9esXCK_lfGf3fki8wuAjd5pQOVfGdv4IqRHyfe2CmGONcSPDtLwsoLcalS/s320/tumblr_inline_mns3wi284S1qz4rgp.jpg


Penyusunan sebuah skema yang efektif untuk sebuah proyek mungkin terlihat sebagai sebuah pekerjaan yang berat. Pada prakteknya, penyusunan skema proyek ini sebenarnya adalah sebuah prosedur yang sangat penting. Penyusunan skema proyek dilakukan atas dasar pertimbangan yang logis mengenai apa saja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, sesuai jadwal dan menggunakan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya.

Rencanakan sebuah pekerjaan dengan pertimbangan yang logis.Penyusunan sebuah skema yang efektif untuk sebuah proyek mungkin terlihat sebagai sebuah pekerjaan yang berat. Pada prakteknya, penyusunan skema proyek ini sebenarnya adalah sebuah prosedur yang sangat penting. Penyusunan skema proyek dilakukan atas dasar pertimbangan yang logis mengenai apa saja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, sesuai jadwal dan menggunakan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya.

Siapkan sebuah daftar untuk pemeriksaan hasil kerja. Meskipun masing-masing direktur mungkin mempunyai pendekatan dan cara pemantauan proyek yang berbeda-beda, beberapa jenis industri, perusahaan, dan bisnis biasanya menggunakan daftar pemeriksaan sebagai landasan awal untuk menyusun rencana kerja bagi proyek mereka.
Para manajer yang terlibat secara aktif dalam manajemen proyek harus lebih sering menggunakan daftar pemeriksaan untuk perencanaan proyek; termasuk memasukkan apa saja yang menjadi tujuan dan tanggung jawab mereka.
Pendekatan yang digunakan dalam menangani sebuah proyek mungkin saja bervariasi, tetapi dasar untuk mempersiapkan sebuah daftar pemeriksaan pada umumnya sama tanpa tergantung pada bidang industri, ukuran proyek, atau tujuannya.


Susunlah rencana secara rinci. Penyusunan rencana proyek yang baik dapat dilakukan dengan menentukan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi:
Tujuan dan sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan singkat, untuk mengarahkan pengembangan proyek dan menetapkan cara pengukuran yang akan digunakan dalam mengevaluasi pertumbuhan dan hasil-hasil yang telah dicapai.
Pelajari secara khusus jika ada sudah pernah ada proyek yang sama, dan lakukan penelitian tentang kesalahan-kesalahan atau masalah apa saja yang harus diwaspadai agar tidak terjadi lagi kesulitan yang sama pada saat menyelesaikan proyek yang sedang berjalan.
Anggaran proyek yang sudah ditentukan tetap harus bisa disesuaikan agar proyek yang direncanakan bisa berhasil dengan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya. Hitunglah berapa jumlah dana yang sudah tersedia dan besarnya kebutuhan dana untuk proyek ini.
Anggota kelompok harus memahami fungsi dan kewajiban mereka, dan harus mampu untuk memenuhi secara efektif apa yang dibutuhkan oleh proyek ini. Mereka harus memahami bahwa keberhasilan proyek sangat tergantung pada mereka.

Lakukanlah analisis risiko. Rancangan sebuah proyek yang efisien membutuhkan sebuah analisis atas risiko yang mungkin timbul. Setiap faktor risiko harus diperhitungkan/dianalisis. Ketahuilah apa bahaya yang mungkin harus dihadapi, kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dari proyek ini dan bagaimana cara mencegahnya.

Siapkan sebuah jadwal kerja dalam format yang jelas yang mampu memberikan target waktu dari seluruh pekerjaan. Penentuan target waktu untuk pencapaian hasil ini akan dipengaruhi oleh kualitas dan kompleksitas dari proyek.

Buatlah kesepakatan terlebih dahulu. Rincian atau struktur dari rencana proyek (begitu juga dengan rencana dari setiap orang yang mempunyai kepentingan yang sama) harus disetujui oleh direktur, bagian pembelian dan pimpinan dari pengelola proyek.

Lakukan pemeriksaan ulang atas finalisasi rencana proyek. Langkah terakhir ini hanyalah penutup dari penyusunan rencana proyek yang efektif. Dan merupakan langkah awal dari pelaksanaan proyek. 


ANALISIS TOPIK PROYEK

ANALISIS TOPIK PROYEK

Proyek :
Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh suau manfaat (benefit).
Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return) dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian diperlukan suatu perencanaan dan pelaksanaan, yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan Analisis Proyek :
membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan

Aspek-aspek analisis :
1. Aspek teknis: mencakup penggunaan komponen input dan output, dalam bentuk barang atau jasa. Dalam hal ini perlu ditentukan jumlah, waktu/kapan digunakan, serta tenaga yang diperlukan.
2. Aspek manajemen dan administrasi:  mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga yang akan menangani proyek, serta keterlibatan masyarakat setempat.
3. Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara pelaksanaan proyek dengan pemerintah daerah setempat.
4. Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cara mendapatkan input yang diperlukan dan bagaimana cara memasarkan output yang akan dihasilkan oleh proyek.
5. Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana yang diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana yang telah diperolehnya (dalam betuk kredit)
6.  Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan akan dapat memberi manfaat yang menguntungkan kepada masyarakat secara keseluruhan.


ASPEK ANALISIS PROYEK 


TOPIK TERJANGKAU 

Yaitu sebuah objek atau yang lain, yang dapat diambil, diunduh dan diambil demi kepentingan sendiri maupun bersama demi kepuasan.

DATA MUDAH DI AMBIL

Artinya dapat diunduh sesuka hati untuk kepentingan pribadi maupun yang lain.

PENTING UNTUK DIKERJAKAN

Artinya yaitu dapat dikerjakan untuk mengambil manfaat demi kesengan maupun karir , dalam arti perkerjaan yang tidak membosankan dan selalu update.

MENARIK UNTUK DITELITI

Artinya dapat diobservasi lebih jauh lagi.


PENDELEGASIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pengertian Pendelegasian Wewenang dan Tangung jawab

Seorang manajer atau seorang pimpinan perusahaan sebagai mansuia mempunyai waktu, kemampuan dan perhatian yang sangat terbatas maka tidaklah mungkin seorang pimpinan itu dapat melaskanakan tugasnya sendiri, sungguhpun pimpinan itu harus bertanggung jawab akan  pelaksanaan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Karena  hal tersebut di atas, maka seorang manajer perlu mendelegasikan sebagian tugas kepada bawahannya. Pendelagasian wewenang adalah suatu pelimpahan hak atau kekuasaan pimpinan terhadap bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan sekaligus meminta pertanggung jawaban atas penyelesaian tugas-tugas tersebut.
Dengan demikian, menurut (James, A.F.Stoner, 1996) jika seorang manajer mendelegasikan tugasnya kepada bawahan maka ia harus mendelegasikan kekuasaannya yang artinya jika  seorang diserahi tugas untuk melaskanakan suatu  tugas tertentu, ia mbertanggungjawab dalam melaksanakan tugas tersebut.
Pendapat para ahli mengenai pengertian pendelegasian wewenang antara lain:

Menurut (James, A.F. Stoner,1996) :
Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang masing-masing jabatan.
Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas), penyerahan dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang  memperoleh kekuasaan secara formal. Misalnya karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan  yang berwenang.
Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu perusahan yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun kepercayaan yang diberikan.
 Menurut (Alex. S. Nitisemito, 1981) Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang maka ada beberapa teknis khusu untuk melakukan pelimpahan wewenang:
Tentukan dulu sasaran
Tentukan tanggung jawab dan otoritas
Berikan motivasi pada bawahan
Haruskah  bawahan merampungkan pekerjaan.
Beritakan latihan
Lakukan pengedalian

Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan  wewenang , agar proses delegasi itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:

1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila kedua-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban. Dengan kata lain dalam proses  delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila kedu-duanya  telah ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab. Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang  dan adanya pertanggungjawab.
2. Wewenang  yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik dilihat dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.
3. Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian motivasi,
4. Pejabat yag mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima dlegasi wewenang.

Menurut (James A.F. Stoner ,1996) Banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya enggan untuk melakukan pelimpahan wewennag dalam organisasi atau perusahan yang dipimpin, keengganan smeentara pimpinan untuk melakukan pelimpahan sebaai wewenng dengan alas an sebagai berikut :
Perasaan yang tidak aman. Para manajer bertanggungjawab atas kegiatan  bawahannya, dan membuat mereka enggan untuk mengambil resiko dan melimpahkan wewenang.
Manajer takut kehilangan kekuasaan bila bawahan teralu baik melaskanakan tugas.
ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa nsagt tak teratur atau tidak luwes dalam membuat perencaan ke depan dan menetukan tugas mana yang harus dilimpahkan kepada siapa atau dalam memnciptakan suatu system pengedalian atau selalu bisa memantau kegiatan bawahan.
ketidak percayaan kepada bawahan.
Menurut (Abdul Syani, 1981) Ada beberapa sikap pribadi yang harus dimiliki seorang manajer atau pimpinan dalam pendelegasian wewennang adalah sebagai berikut :
Sikap pribadi terhadap pendelagsian.
Penerapan yang paling utama dalah sikap pribadi tertentu terhadap bawahan yang memberikan wewenang melaksanakan tugasnya sunguh-sunggum artinya mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh kerelaan tanpa adanya rasa terpaksa.

Kesedian manajer untuk melepaskan wewenangnya kepada bawahan dengan begitu  manajer dapat menguangi waktu, tenaga dan pikirannya untukjk menangani berbagai keputusan, yang erat kaiatannya dengan kemajuan dan perkembangan suatu organisasi atau perusahaan.
Kesediaan manajer untuk memanfaatkan bawahan.
Memaafkjan kesalahan para bawahan bukanlah berate bermaskud membiakan kesalahan itu dilakukan terus menrus sehingga akan membahayakan organisasi atau perusahaan, akan tetapi memaafkan dalam arti memaklumi mengapa kesalahan itu sampai terjadi dan pada dsarnya setiap manusia tidak pernah dapat menghindari dari kesalahan.

Kesadaran manajer untuk memeprcayai bawahan
Bahwa suatu  pendelgasikan dapat dilakuan secara efektif, jika antara keudanya (atasan dan bawahan) telah tersirat  sikap  saing dapat mempercayai. Oleh  karena itu  mau tidak mau para manajer tidak mempunyai  pilihan  lain kecuali harus dapat memeprcayai para bawahannya dalam mengadakan wewenangnya.
Kesediaan manajer untuk mengdakan pengawasan secara luas.
Pendelegasikan wewenang dan anggungjawab tersebut bersamaan dengan pengawasan kepada seluuh struktur organisasi. Pengawasan tersebut  merupakan penyokong dalam upaya mencapaii tujuan suatu perusahan. 

Dari uraian terseut dapat kita ketahui bahwa pimpinan perusahaan yang mendelgasikan pertanggung jawaban sepenuhnya melainkan tetap bertanggung jawa akan pelaksanaan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Serta proses  delegasi dan sikap-sikap pribadi dari pimpinan sangat penting sekali dan merupakan upaya untuk mengatasi kekliruan serta kesalah pahaman.

KEBUTUHAN PELANGGAN


PANGSA PASAR PROYEK


Aspek pasar adalah inti dari penyusunan Studi Kelayakan Proyek, karena permintan pasar terhadap produk merupakan dasar untuk menyediakan produk. Oleh karena itu studi mengenai Aspek Pasar bertujuan untuk mengetahui besarnya permintaan terhadap produk yang akan disediakan dan menempatkan produk yang akan dipasarkan pada posisi yang menguntungkan sehingga proyek bisa dijalankan.

Aspek pasar yang dianalisa meliputi permintaan pasar terhadap produk yang akan disediakan, analisa tingkat persaingan dan strategi pesaing dalam memasarkan produknya, sehingga bisa dirancang produk dan metode pemasaran yang bisa memenangkan persaingan.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah analisa mengenai pangsa pasar yang akan diperoleh dengan mempertimbangkan tingkat permintaan, penawaran dan program pemasaran yang akan diterapkan.

Untuk melakukan penelitian mengenai Aspek Pasar perlu dilakukan studi secara informal dan formal. Penelitian secara informal bisa dilakukan dengan melakukan tes pasar di rencana lokasi proyek. Tes pasar dilakukan dengan menyebar brosur atau membuat spanduk yang mengiklankan produk kita. Dari spanduk dan brosur yang disebar dapat diketahui respon pasar terhadap produk yang akan ditawarkan.

Analisa Permintaan Pasar Terhadap Perumahan di Lokasi yang akan Dibangun Proyek
Besarnya permintaan perumahan di lokasi yang akan dibangun proyek dapat diketahui dengan melakukan penelitian. Penelitian bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan konsultan property.
Memperkirakan Permintaan Perumahan di Masa yang Akan Datang
Perkiraan terhadap permintaan pasar di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan melihat dan mempelajari kondisi permintaan pasar hari ini. Khusus di bidang property kondisi makro ekonomi sangat mempegaruhi pasar, jika kondisi makro ekonomi baik maka akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Penelitian Pasar
Penelitian formal dilakukan dengan mencari data-data penjualan produk sejenis sesuai dengan pangsa pasar yang dituju. Data-data tersebut bisa diperoleh dari laporan perusahaan sejenis, laporan pemerintah, asosiasi seperti Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) dan sumber lainnya.

Penelitian Aspek Pasar juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik permintaan pasar saat ini. Karakteristik pasar meliputi pangsa pasar, besarnya permintaan riil saat ini terhadap produk yang akan disediakan.
Perencanaan Strategi Pemasaran


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYtJFMxaPTJsL7J49NmUzZgF_mAv7Azqvi3CbzXSLzYUK7G-8vvlVCug3aZvTavUiJTya5mLt_LPDgIWkVuQtFJnx_e8Z7hNm-qCV9FItAyOTkyBxscC0K6o48SNB8RxBMsDtqtI7WyE4/s400/download.png
Strategi pemasaran yang dirancang harus meliputi semua faktor yang berhubungan dengan produk, seperti kondisi pasar pada saat ini, analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treaty) atau analisa mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, strategi promosi, strategi perolehan laba dan pengendalian.
Strategi pemasaran diperlukan untuk mengetahui cara yang paling cocok untuk memasarkan produk kita. Strategi pemasaran yang tepat menjamin kesuksesan proyek sesuai dengantimeline proyek yang sudah disusun.
Strategi pemasaran pada dasarnya tergantung pada segmentasi pasar yang dituju. Produk yang dirancang untuk kalangan orang-orang kaya seharusnya berbeda cara pemasarannya dengan produk yang dirancang untuk kalangan menengah ke bawah.
Produk untuk kalangan menengah ke atas biasanya dilakukan dengan mengadakan pameran di mal-mal di pusat kota, mengikuti pameran property skala besar dan diikuti dengan penyebaran brosur eksklusif. Bisa juga dengan undangan gathering di hotel berbintang untuk kalangan tertentu, mengadakan press release dan acara yang dapat mengumpulkan massa dari segmen pasar yang dituju.
Pemasaran dengan metode ini tidak efektif jika dilakukan untuk produk untuk kalangan menengah ke bawah, terutama karena besarnya biaya yang dibutuhkan untuk metode pemasaran tersebut.
Secara singkat dapat dibuat bahwa penelitian mengenai Aspek Pasar menyangkut hal-hal sebagai berikut:
§                             Pasar potensial
§                             Segmentasi pasar
§                             Analisa pesaing
Source : http://asriman.com/pentingnya-aspek-pasar-dalam-penyusunan-studi-kelayakan-proyek-property/